Last updated on March 31, 2022
Ada sebuah pepatah lama yang berbunyi: Ringan sama dijinjing berat sama dipikul. Artinya bisa diterjemahkan bahwa segala hal kalau kita ‘pikul’ sendiri akan terasa berat. Lebih baik di’jinjing’ bersama agar lebih ringan. Sebab bekerja secara be ramai-ramai akan lebih mudah (ringan) bila dibandingkan dengan bekerja sendiri.
Komputer yang pada awal ditemukannya sebesar lemari pakaian, akhirnya di era teknologi dan informasi canggih sekarang ini, sudah sebesar ukuran buku tulis. Dari dinamakan desktop untuk komputer yang digunakan di meja kerja (desk), sampai muncul laptop dan notebook yang penggunaannya bisa diletakan di pangkuan atau paha kita. Di era millenium ini laptop yang semakin kecil ukurannya lebih populer dengan istilah notebook. Mungkin karena besarnya ada yang hanya 10 inci, tidak lebih besar dari sebuah diary atau buku tulis kita.
Laptop (maupun notebook) di Indonesia sering diterjemahkan sebagai komputer jinjing. Tetapi terjemahan yang terdengar aneh ini bisa dibilang hampir tidak pernah dipergunakan dalam percakapan sehari-hari. Mungkin saja suatu saat Anda membaca atau mendengar berita di media cetak ada istilah komputer jinjing dipergunakan. Tetapi setahu saya hal inipun amat sangat jarang terjadi. Bahkan isi berita malah secara jelas menyebutkan laptop (atau notebook). Jadi jangan heran mendengar kata komputer jinjing yang arti sebenarnya adalah laptop atau pun notebook.
Kata komputer jinjing, lahir sejalan dengan mulai dikenalnya laptop/notebook. Pada waktu itu, kebetulan pemerintahan di era Suharto sangat gencar mengampanyekan penggunaan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Bahkan nama gedung dan perkantoran pun akhirnya dengan heboh mengganti nama yang berbau asing ke bahasa Indonesia. Waktu itu kantor saya berada di gedung Tamara Bank. Ternyata ada surat edaran keras dari pemerintah DKI Jaya untuk segera membuang istilah yang tidak Indonesia itu. Akhirnya dengan santainya manajemen gedung itu mengganti jadi Bank Tamara. Gampang ‘kan.?
Tetapi lihat akibatnya bagi Bakeri Belanda untuk Holland Bakery atau Ayam Goreng Kentucky yang brand namenya KFC? Padahal dengan gagahnya Bank Central Asia tetap menggunakan brand Bank BCA. Artinya ya sama saja tidak diganti. Pusat perbelanjaan dari Mall diganti jadi Mol. Tetapi lapangan/padang Golf ya tidak diganti dengan Padang Tongkat Pukul Bola kan..? Sekarang istilah asing itu sudah kembali lagi. Bahkan televisi-pun berani memberi judul acara dalam bahasa Inggris. Ada D’Show, bukan Desy Ketawa-Ketiwi. Seleb Mama, seharusnya bisa jadi Emaknya Artis. Asalkan jangan Indonesian Idol jadi Dodol Negeriku..
Kenapa seolah-olah istilah komputer jinjing seperti ‘hilang’ dari penggunaan bahasa Indonesia sehari-hari? Penyebab pertamanya karena ada acara Talk Show yang amat populer dibawakan oleh Tukul Arwana seorang pelawak. Karena Talk Show ini bersifat komedi yang dipandu oleh orang yang super konyol, akhirnya sering ‘lari’ dari topik pembicaraan. Untuk ‘menggiring’ Tukul kembali ke topik digunakanlah laptop/notebook. Dia sering menyebutkan istilah yang akhirnya jadi sangat terkenal dengan kata-kata; “Kembali Ke Laptop” untuk membaca naskah pertanyaannya.
Penyebab hilangnya kata komputer jinjing, juga turut dipopulerkan oleh para anggota DPR RI yang sangat terkenal dengan segala kelakuan anehnya. Sebab mereka pernah meminta anggaran milyaran rupiah untuk membeli laptop bagi masing-masing anggota dewan yang berjumlah 500 (lima ratus) orang itu. Tidak tanggung-tanggung mereka meminta laptop yang tercanggih dengan kisaran harga lebih dari 20 (dua puluh) juta rupiah per buahnya. Mereka tidak bilang; “Belikan kami komputer jinjing…..!!!” Tapi dengan kata-kata; “kami membutuhkan laptop…..bla…blaa…blaaa”
Akibatnya, karena setiap hari muncul berita di televisi soal laptop DPR dan juga melihat tayangan Talk Show-nya Tukul, pembantu saya dan teman-temannya di sekitar rumah semua tahu bahwa ada sebuah komputer mahal yang bisa dijinjing dengan nama laptop. Bahkan sejak itu pembantu saya akan gemetar kalau disuruh masukan laptop ke mobil. Mungkin dia tahu, harga barang yang ada di dalam tas kecil itu, kalau sampai jatuh, bisa senilai dengan ‘kerja paksa’ untuk puluhan tahun…. Padahal saya hanya suka becanda, “hei…kalau tas itu sampai jatuh, saya tidak bisa lagi bayar gaji kamu….”
Kalau Anda bekerja di Indonesia, sebaiknya jangan menggunakan istilah komputer jinjing kalau menyuruh office boy atau pembantu di rumah untuk mengambil laptop/notebook. Saya kuatir, dengan segala daya dan upaya dia justru mengangkat desk top Komputer Anda, lengkap dengan semua monitor dan CPU-nya. Bisa repot nantinya…. Sebab mereka pikir Anda sedang memerintahkan dirinya untuk menjinjing sebuah komputer yang ada di meja.
Gunakan kata laptop dan mereka akan men-jinjing-nya untuk Anda. Mungkin kalau Anda bilang notebook….., mereka lebih tidak mengerti lagi. Bisa-bisa diary Anda yang diambilnya. Tukul Arwana yang sudah dikenal sampai Australia, sudah membuat seluruh rakyat sampai di tingkat pedesaan keranjingan untuk membeli komputer jinjing. Bahkan anggota DPR-pun jadi ikut-ikutan merasa membutuhkannya, mungkin agar tugas beratnya menjadi lebih ringan kalau dijinjing kali yeee…..
Maaf saya tetap menggunakan kata Talk Show untuk acaranya Tukul, sebab kalau saya ganti dengan Pameran Ngobrol rasanya aneh saja….
Comments are closed.