Last updated on April 18, 2022
Anak muda di Jawa, khususnya Jawa Timur, kalau bercanda suka bilang; “Jangkrik kowe”. Ini istilah mereka yang artinya kira-kira sama dengan “Sialan Loe” dengan nada bercanda. Mungkin untuk ditujukan pada seseorang yang pandai, licik, berani dan sedikit nakal.
Tetapi istilah komputer jangkrik, nah ini istilah apa lagi? Kenapa komputer bisa digabung dengan kata jangkrik? Padahal jangkrik adalah nama binatang sejenis serangga. Biasa diternak baik untuk bahan kosmetik atau juga untuk makanan binatang, terutama ikan hias dan burung. Dalam bahasa Inggris, jangkrik diterjemahkan sebagai cricket.
Menurut Wikipedia, jangkrik, familia Gryllidae, adalah serangga yang berkerabat dengan belalang, memiliki tubuh rata dan antena panjang. Jangkrik adalah omnivora, dikenal dengan suaranya yang hanya dihasilkan oleh jangkrik jantan. Suara ini digunakan untuk menarik betina dan menolak jantan lainnya. Suara jangkrik ini semakin keras dengan naiknya suhu sekitar. Ada sekitar 900 spesies jangkrik. Di kalangan anak-anak Jangkrik biasa digunakan untuk permainan adu jangkrik untuk melihat kehebatan masing-masing jangkrik peliharaannya. Ternyata di kalangan orang dewasa ada juga yang menjadikannya sebagai permainan judi.
Waktu komputer (Desktop Computer) mulai booming di Indonesia sekitar tahun 80-90 an, harganya amat sangat mahal. Orang hanya mengenal beberapa merek terkenal seperti IBM, Hewlett Packard (HP) dan Dell Computer. Tampilannya canggih dan sudah menggunakan prosesor Pentium dan layar monitor berwarna. Banyak perusahaan besar yang menggunakannya. Karena proses untuk mengoperasikannya sangat mudah dan cepat. Sedangkan perusahaan kecil/menengah belum mampu untuk membelinya. Banyak yang masih menggunakan komputer model lama atau bekas dengan prosesor yang belum canggih. Bahkan ada yang masih menggunakan dengan sistim DOS dan layar B/W alias hitam-putih.
Sejalan berkembangnya bisnis di Indonesia, kebutuhan akan komputer dan fasilitas internet juga makin marak. Kebetulan pula merek-merek komputer keluaran Amerika dan Eropa ternyata “tidak cocok” dengan kinerja di Indonesia. Dimana sering digunakan untuk waktu yang lama atau dalam ruangan yang kurang pendinginan AC (Air Conditioner) yang cukup, atau ada yang menggunakannya sambil merokok. Akibatnya banyak yang rusak dan perlu perbaikan sesegera mungkin. Inilah awal dimulainya era komputer jangkrik.
Ternyata komputer mahal tidak compatible dengan komponen komputer yang ada di Indonesia. Selain komputer ini “dilindungi” dengan sistim pengoperasian yang rumit serta menuntut komponen asli, untuk membongkarnya juga tidak mudah. Persis seperti mobil keluaran Amerika dan Eropa yang kalah bersaing dengan ‘kegilaan’ mobil-mobil Jepang dan Korea. Selain itu piranti lunak (software) yang digunakan juga harus asli. Mulailah orang membicarakan ‘keburukan’ produk-produk negara barat.
Sekelompok Cina muda di daerah Glodok-Kota (China Town Jakarta) melihat adanya peluang bisnis. Mulailah mereka mengutak-atik komputer bekas/rusak dan mengisinya dengan komponen dari mana saja. Ada Jepang, China, Taiwan bahkan merek yang tidak dikenal sama sekali oleh kalangan pengguna komputer. Kalau Anda memasuki toko mereka pada waktu itu, bisa melihat setumpukan komputer yang tampaknya sudah rongsokan. Tapi jangan main-main, dari benda-benda jelek itu mereka bisa mengeluarkan ‘isi perutnya’ yang mungkin berguna bagi komputer Anda yang sedang rusak. Halah..!
Sejak itu mulailah dikenal istilah komputer jangkrik. Mungkin karena jangkrik suka saling membunuh, istilah ini digunakan seolah untuk ‘membunuh’ komponen lama diganti dengan komponen baru. Akhirnya sebuah komputer hanya mereknya saja IBM atau HP, tetapi isinya sudah segala macam merek. IC-nya dari Taiwan, Hard Disk Jepang atau Cina bahkan prosesor di dalamnya sudah menggunakan Pentium yang sama canggihnya dengan komputer mahal.
Ada lagi bisnis yang ikut ‘tumbuh’ dengan maraknya permintaan komputer jangkrik, yaitu munculnya para peretas (hackers). Mereka inilah yang berhasil membongkar piranti lunak asli menjadi “Asli Bajakan”. Setiap Microsoft meluncurkan Windows terbaru, maka besok paginya di Glodok Anda juga sudah bisa menggunakannya dengan harga yang sangat murah. Beres..!! Bahkan ada lawakan sinis yang mengatakan bahwa setiap ada produk komputer baru di Amerika, maka sore harinya sudah ada di Taiwan dan besoknya ada di Glodok-Jakarta. Asli Bajakan.!
Membanjirnya pertumbuhan Warnet (Warung Internet) semakin membuat komputer jangkrik makin dicari orang. Harganya murah, karena tidak ada jaminan bagus atau tidaknya. Kalau baru saja dipakai beberapa minggu sudah rusak, tidak perlu marah-marah, cukup bawa ke Glodok dan para Cina muda yang piawai itu dengan tersenyum cuma bilang; “Gampaaaaang bos, kita ganti aja. Gratissssss…!!!” maka esok harinya tanpa disadari Anda akan menjadi “salesman” mereka. “Kalau mau komputer murah dan canggih kesono aja, pasti sip..!!” begitulah kira-kira yang sering saya katakan pada teman dan relasi.
Salahkah tindakan para Cina muda dari Glodok ini? Saya tidak tahu. Tapi satu hal yang saya tahu, mereka juga belajar dari komputer mahal itu ketika mereka mencoba untuk membongkarnya. Mungkin di dalamnya ada produk Jepang atau Korea.
Alkisah, Ibu saya sangat bangga dengan televisi Panasonic-nya yang tipe 31 inchi. Dibeli langsung dari Singapore oleh kakak saya. Jelas waktu dia membelinya di agen tunggal Panasonic. Ternyata waktu rusak, komponen di dalamnya ada merek-merek Toshiba, Sony dan kawan-kawannya. Mungkin juga ada merek Phillips atau komponen Eropa lainnya… Ternyata televisi jangkrik juga ada yaa..?
Holden Gemini, salah satu produk Australia yang populer karena kuat, gesit dan cepat. Padahal bermesin Diesel yang dikenal tidak punya akselerasi cepat. Sempat menjadi taksi yang amat laku di Indonesia. Ternyata mesinnya Isuzu yang buatan Jepang. Jangan tanya bagaimana dengan Porche Cayenne…? Jangan-jangan mesinnya juga sama dengan VW Touareg atau Mazda Tribute. Sebab model dan kapasitas mesinnya hampir sama. Apakah ini masuk kategori mobil jangkrik? Tau ah…
Waktu ‘pendekar’ Microsoft – Mr. Bill Gates datang ke Indonesia, setelah kepulangannya terjadi kehebohan besar di Indonesia, khususnya Jakarta tentunya. Warnet ‘diserbu’ aparat Kepolisian dilengkapi dengan aparat lain yang jago komputer maupun masalah hukum. Tujuannya..? mencari komputer jangkrik….!! Rupanya orang-orang Microsoft Indonesia mulai sadar, bahwa banyak sekali pengguna komputer jangkrik ini. Mungkin pak Bill Gates ini marah-marah sama karyawannya.
Tidak kalah hebohnya para aparat ini juga ikut ‘mengobrak-abrik’ Mall dan Cafe tempat berkumpulnya orang muda menggunakan laptop sambil minum kopi. Bahkan terhadap mahasiswa dan anak sekolah, mereka berani mensita laptop maupun komputer yang tidak dilengkapi dengan piranti lunak asli. Kasihan sekali orang-orang yang tidak tahu hukum sudah kehilangan barang berharga. Terus sekarang bagaimana nasibnya dengan laptop dan komputer itu? Apakah ada proses pengadilan yang dijalankan? Tanyakan pada yang berwajib. Sebab aksi heboh ini setelah disebar-luaskan lewat e-mail dan facebook, ternyata mereka tidak punya hak untuk mensita. Mereka harus membuat surat peringatan dulu. Bila suatu saat tertangkap kembali dan masih menggunakan barang Asli Bajakan, barulah diambil tindakan hukum. Bukan terus ambil dan bawa pulang seenaknya. Pasti mereka mendadak jadi juragan laptop tanpa modal. Kurang ajar..!!!
Kalau ingin komputer canggih dan murah, datanglah ke Glodok. Minta dibuatkan komputer jangkrik. Anda bisa ber-facebook sambil mendengarkan musik atau menikmati film DVD dengan surround sound. Polisi? Jangan takut, toko mereka di Glodok resmi memiliki ijin usaha. Barang-barang mereka juga resmi ada dokumen pembeliannya. Kalaupun komponen itu mereka hand carry alias bawa sendiri dari luar negri, pasti sudah ditangkap Bea Cukai karena tidak melalui prosedur eksport-import. Indonesia ‘kan negara hukum.
Kalau ada yang berani tanya-tanya soal laptop saya, paling-paling saya bilang; “Jangkrik…..!!! kamu pikir saya maling…!!!?”.