Last updated on March 31, 2022
Akhir-akhir ini kata mafia sudah sangat galib di telinga orang Indonesia. Di media, kata ini sangat kerap disebut dan menjadi santapan isu pewartaan bangsa ini. Mulai dari kasus di KPK hingga ke permainan di Facebook, kata mafia memang mendominasi konteks tuturan.
Ketika kata ini di-googling dengan kurun waktu pemakaian seminggu terakhir dengan pencarian hanya di media cetak Indonesia yang berbahasa Indonesia, google mencatat kata ”mafia” digunakan sebanyak 14,3 juta kali pemakaian. Artinya, kata ini digunakan sekitar 2,4 juta kali sehari oleh media di Indonesia.
Semua orang mungkin sudah mafhum dengan kata yang satu ini tapi mungkin pula tak semua mengetahui bagaimana etimologinya (asal-usul kata) sehingga sesuatu yang terkait dengan kejahatan yang terorganisasi itu disebut mafia. Cambridge Advanced Learner’s Dictionary mendefinisikan istilah mafia sebagai ”sebuah komplotan kejahatan yang bermula di Sisilia dan giat berlanjut di Italia dan Amerika Serikat; sekelompok orang yang terlibat dalam aktivitas yang membantu dan melindungi satu sama lain yang kadang-kadang merugikan pihak lain”. Ketika menengok sejenak Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-3 terbitan Pusat Bahasa singkat saja definisi mafia yang terurai di sana, yaitu “perkumpulan rahasia yang bergerak di bidang kejahatan (kriminal)”. Lalu ditambahkan di lema berikutnya kalau anggota perkumpulan mafia itu disebut mafiosi.
Kata ’mafia’ sebenarnya pertama kali digunakan dalam literatur Italia pada 1668 di sebuah daftar nama para pembangkang yang ditawan oleh pemerintah pada saat itu. Dari daftar nama itu kata mafia mengikuti nama salah seorang perempuan penyihir. Entah disengaja atau tidak, ia menambahkan kata tersebut di belakang namanya yang memiliki makna ”pemberani”, ”penuh ambisi” dan ”arogan”. Tak satu pun sebenarnya esensi kata mafia yang disandangnya dianggap layak untuk seorang perempuan, sehingga kata mafia memiliki stereotip gender kelelaki-lelakian. Namun, sejak itulah nilai rasa kata mafia berkonotasi negatif di telinga orang Italia.
Tidak cuma itu. Karakteristik kata mafia juga turut dipengaruhi oleh banyak peristiwa di negeri pizza ini. Pada 1861, Giuseppe Garibaldi—seorang tokoh pro-Italia bersatu berangkat ke Sisilia untuk menyatukan wilayah ini ke dalam daratan Italia. Akhirnya suku Sacaren yang tinggal di Palermo setelah mendengar tentang adanya invasi yang akan datang ke wilayah mereka pergi bersembunyi ke gua-gua di daerah Marsala, Sisilia. Letak gua-gua ini pun konon dikenal dengan nama “mafie” sehingga orang-orang yang bersembunyi di dalam gua-gua tersebut oleh Garibaldi tadi selanjutnya diberi julukan mafiosi.
Hingga pada 1862, hanya setahun setelah Garibaldi menciptakan istilah ‘mafiosi’, sebuah drama yang sangat populer berjudul ‘I Mafiosi della Vicaria’ dipentaskan di Sisilia, dan juga di daratan Italia. Drama ini bercerita pada sekelompok orang yang ditahan, dan seputar interaksi mereka selama di penjara. Para pria yang diceritakan dalam cerita ini sesungguhnya adalah penjahat gadungan, yakni sekelompok orang yang merencanakan kejahatan dan menggunakan keahlian mereka yang mumpuni untuk memengaruhi tindakan-tindakan kejahatan yang lain. Jenis kejahatan yang terorganisir dalam drama inilah yang dinamai oleh si penulis drama dengan istilah mafia. Karena drama ini sangat populer maka konsep kejahatan yang terorganisir cepat sekali terkenal ke seantero Italia, hingga ke seluruh Eropa. Akhirnya, pada 1865 polisi menggunakan istilah mafia, terutama pada frase ‘delitto de Mafia’ untuk menggambarkan seorang pria yang merencanakan kejahatan dan membayar orang lain untuk mengeksekusinya. Wartawan asing pun mulai memakai istilah ini, dan mewartai tentang perkumpulan geng rahasia di Sisilia dan Italia itu dengan sebutan mafia.
Namun, sesungguhnya bila dilihat dari esensinya mafia itu jauh dari gambaran kejahatan terorganisir. Ia adalah sebuah pembelaan atas sebuah ketertindasan hak asasi, sebagai sebuah the way of life atas suatu cara untuk melindungi keluarga dan orang-orang tercinta dari ketidakadilan sang penguasa. Sebuah fakta lain mengatakan kalau dulu MAFIA itu adalah akronim dari kata “Morte Alla Francia Italia Anela” yang artinya Maut di Tangan Perancis adalah Tangis Italia. Ini menggambarkan kebencian orang Sisilia Italia atas pendudukan Perancis. Legenda lain pernah menceritakan bahwa setelah seorang gadis Sisilia diperkosa dan dibunuh oleh serdadu Perancis, sang ibu menangisi anaknya dengan ratapan, “Ma fia, ma fia” (“putriku, putriku!”).
Secara etimologis-historis kata mafia muncul setelah adanya rasa ketakutan, bukan karena ingin semena-mena. Jadi, orang mungkin bertanya-tanya apa yang mendorong lahirnya lingkungan kekerasan dan kejahatan terselubung semacam itu. Sejarah kekerasan dan penindasan di Sisilia dan penguasa yang korup serta aturan-aturan yang tidak konsisten (khususnya dalam hal sistem peradilannya) telah memelihara iklim kepercayaan diri dan kerjasama yang kuat di kalangan masyarakatnya yang tertindas. Kondisi yang tercipta oleh rasa takut dan ditempa oleh ancaman inilah yang membuat rakyat Sisilia berontak dengan perlawanan yang terorganisasi alias mafia. Kata kuncinya adalah ada rasa ketidakadilan, penguasa yang korup, dan ketertindasan rakyatlah yang menjadi muatan semantis kata mafia.
Jadi, sebenarnya istilah mafia itu dipakai jauh sebelum ditemukannya senjata otomatis dan kokain yang menjadi ikon penanda istilah ini di film-film Hollywood. Memang istilah mafia mulai dipakai di Amerika pada abad 20 ketika imigrasi besar-besaran terjadi dari Italia menuju negeri Paman Sam. Anggota mafia yang hijrah ke Amerika Serikat itu dengan alasan mencari nafkah dan mata pencarian yang lebih baik melanjutkan petualangan bisnis kejahatan mereka. Sejak itulah kejahatan mafia mulai diberitakan oleh media di Amerika, dan konsep tentang mafia itu sendiri menjadi lebih dikenal secara signifikan oleh khalayak di sana. Setelah dirilisnya film The Godfather pada 1972 istilah mafia pun menjadi sangat kerap dipakai bukan saja di Amerika tapi hingga ke pelosok buana ini. Sejak itulah tren baru kejahatan bermula, the mafia!
Comments are closed.