Posts published in “Pemakaian Tanda Baca”
Tanda apostrof dapat digunakan untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun dalam konteks tertentu. Misalnya:
III.N.1. Tanda garis miring (/) dipakai dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim. Misalnya: Nomor:…
III.M.1. Tanda kurung siku ([…]) dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam naskah asli…
III.L.1. Tanda kurung ((…)) dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan. Misalnya: Dia memperpanjang surat izin mengemudi (SIM). Warga baru itu belum memiliki KTP (kartu…
III.K.1. Tanda petik tunggal (‘…’) dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain. Misalnya: Tanya dia, “Kaudengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?” “Kudengar teriak anakku, ‘Ibu,…
III.J.1. Tanda petik (“…”) dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain. Misalnya: “Merdeka atau mati!” seru Bung Tomo…
III.I.1. Tanda elipsis (…) dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan. Misalnya: Penyebab kemerosotan … akan diteliti lebih lanjut.…
Tanda seru (!) dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat. Misalnya: Alangkah indahnya…
III.G.1. Tanda tanya (?) dipakai pada akhir kalimat tanya. Misalnya: Kapan Hari Pendidikan Nasional diperingati? Siapa pencipta lagu “Indonesia Raya”? III.G.2. Tanda tanya (?) dipakai…
III.F.1. Tanda pisah (—) dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat. Misalnya: Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan…